Pencarian Teman Pada Masa Remaja

Tidak bisa dipungkiri, masa remaja adalah masa di mana seorang individu mulai mencari identitasnya. Di masa ini, mereka mencari dan sangat mengidam-idamkan komentar positif mengenai dirinya (apa yang mereka lakukan, apa yang mereka gunakan, apa yang mereka capai, dll.) dari orang lain atau remaja lain. Sebaliknya, untuk remaja, komentar negatif dianggap sebagai penolakandan harus dijauhi. Mereka mulai berkumpul dan berkelompok, terutama yang memiliki kesamaan-kesamaan pandangan, yang biasanya dianggap bisa “klop” dan cocok jika diajak bertukar pikiran.Dari hal ini, biasanya remaja mulai membentuk kelompok-kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya ini sering disebut sebagai “klik”. Di dalam klik ini, beberapa individu berkumpul karena kesamaan minat, unsur keakraban, dan lebih kohesif. 

Kelompok teman sebaya ini, secara langsung maupun tidak, pasti memiliki pengaruh dalam kehidupan remaja anggota kelompoknya maupun di sekelilingnya. Firman Tuhan di dalam 1 Korintus 15:33 menyatakan bahwa “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”Hal ini nyata dalam kehidupan kita sehari-hari.Masih kuat membekas di dalam ingatan penulis ketika beredar sebuah video yang berisikan rekaman “geng” yang beranggotakan beberapa remaja wanita melakukan penindasan terhadap seorang remaja lain yang bukan anggota geng tersebut. Di sisi lain, penulis pernah mendengar berita mengenai prestasi sebuah kelompok remaja yang berawal dari kedekatan mereka dan sharing keprihatinan mereka mengenai lingkungan hidup,berusaha membuat sumber energi baru yang ramah lingkungan.

Dari hal ini, dapat dikatakan bahwa remaja harus pintar memilih klik. Pemilihan teman ini tidak dapat hanya didasarkan kepada teman ini baik kepada saya atau teman ini jahat atau tidak toleran pada saya. Penting bagi orang tua untuk memberikan edukasi kepada anaknya, mengenai teman yang baik, bukan menurut kriteria anak, atau orang tua, tapi berdasarkan Firman Tuhan.

Berikut ini ada beberapa kriteria yang dapat dipertimbangkan orang tua dan remaja dalam memilih teman yang pas.

Pertama, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran” (Amsal 17:17).Teman yang baik, tidak mengenal adanya kata-kata bersyarat, misalnya, “saya temanmu jika….” Dari ayat ini, ditunjukkan bahwa seorang sahabat tidak hanya ada saat kita senang, tapi tetap setia dan bersedia untuk ada dan berbagi saat salah satu sedang kesusahan.

Kedua, “Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah” (Amsal 27:6).Teman yang baik tidak takut untuk menegur saat mendapati kita melakukan sesuatu yang keliru. Alangkah baiknya jika teman ini mampu dan bersedia menjadi refleksi diri kita, seperti cermin yang memantulkan “jerawat yang ada di muka kita”. Cermin ini menampilkan kelebihan kita dan tidak berusaha menyembunyikan, bahkan memperlihatkan jelas ”kecacatan” kita. Dengan hal ini juga, sebuah identitas dari dalam diri remaja dapat mulai terbentuk. Remaja mulai mampu melihat dirinya secara keseluruhan, saya baik dalam sisi “a” saya kurang baik dalam sisi “b” dan saya akan berusaha memperbaikinya. Ingatlah: "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya."Amsal 27:17 

Ketiga, “Jangan berteman dengan orang yang lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri.”(Amsal 22:24-25). Jika kita terbiasa dengan tingkah laku yang negatif, maka, tingkah laku tersebut mungkin saja tidak lagi kita anggap sebagai tingkah laku yang buruk, hal ini jadi “biasa” di mata kita. Bahkan, bisa jadi lama-kelamaan teradopsi menjadi bagian dari diri. Apalagi seperti yang kita tahu bahwa masa remaja adalah masa di mana seorang individu mengeksplorasi dirinya, membandingkan dan mengadopsi hal yang ia anggap “perlu” atau “penting” dan membuang mana yang ia anggap kurang berguna bagi pribadinya. 

Pencarian teman ini penting dilakukan oleh seorang remaja. Santrock dalam bukunya Adolescence-Perkembangan Remaja, mengutip sebuah penelitian  menjelaskan hubungan teman sebaya yang buruk pada masa anak-anak berkaitan dengan berhenti dari sekolah dan kenakalan para remaja (Roff, Sells & Golden, 1972). Pada penelitian lain yang dikutip oleh Santrock, menekankan bahwa hubungan teman sebaya yang harmonis pada masa remaja berhubungan dengan kesehatan mental yang positif pada usia pertengahan (Hightower, 1990). Olehkarena itu, penting bagi orang tua untuk mendorong anaknya memiliki hubungan pertemanan dengan teman sebaya karena dari hal ini remaja belajar begitu banyak hal, mulai dari toleransi terhadap orang lain (di luar keluarga), pola hubungan timbal-balik, keterampilan mengatasi konflik, sampai kepada belajar berempati kepada keadaan orang lain. 

 

Mutiara Mei Permata, S.Psi.

 

Sumber:
Santrock, J. W. (2003). Adolesence: Perkembangan remajaedisi keenam (S. B. Adelar & S. Saragih, Trans). Jakarta: Erlangga (Original work published 1996).
Papalia, D. E., Old, S. W. & Feldman, R. D. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan): Bagian V s/d IX (NN). Jakarta: Kencana (NN).
Rice, W. (2006). Help! There’s a teenager in my house: buku panduan untuk mengatasi remaja/Pemuda. (B. Manurung, Trans). Bandung: Pionir jaya (Original Work Published 2005).

 

http://www.klinikrohani.com/2008/05/sifat-sifat-seorang-sahabat-baik.html
http://www.bibleinfo.com/id/topics/persahabatan
http://www.telaga.org/berita_telaga/peran_teman_dalam_kehidupan_remaja
http://giajemursarisurabaya.blogspot.com/2008/12/sahabat-sejati.html

Other News

Menapak Langkah Baru: Topping Off Gedung 3 Sekolah Kristen IPEKA…

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan anugerah-Nya, Sekolah…

Selamat kepada 35 Murid IPEKA yang Lulus SNBP 2024!

View this post on Instagram A post shared by Sekolah Kristen IPEKA (@sekolahkristenipeka)

Kunjungan Re-Akreditasi ACSI-WASC ke IPEKA INTEGRATED Christian School

Dalam upaya berkelanjutan untuk mempertahankan standar pendidikan yang tinggi, IPEKA Integrated Christian School (IICS) baru-baru…

Menerapkan Strategi Good Cop-Bad Cop dalam Parenting

Dalam perjalanan membesarkan anak, orang tua sering kali mencari strategi yang efektif untuk mendidik dan…