Sebagai orang tua, kita ingin menunjang proses pembelajaran anak-anak kita agar mereka menjadi sukses secara akademis. Secara alami, kita pun dapat melibatkan diri seperti membantu anak-anak kita mengerjakan PR-nya setiap hari, agar selesai dengan tepat waktu.
Beberapa orang tua berpendapat bahwa sekedar menyelesaikan PR tidak cukup. Anak-anak mereka juga perlu mengumpulkan kerjaan berkualitas. Ini berarti memastikan bahwa nilai PR anak-anak sempurna, demi meninggikan nilai rapor akhir tahun setinggi mungkin.
Orang tua yang lain justru percaya bahwa tugas PR adalah cara para guru untuk mengevaluasi murid-murid mereka dalam pengertian materi yang diajarkan, dan merasakan bahwa orang tua tidak perlu terlalu terlibat dalam proses pembelajaran anak-anak yang alami.
Jika Anda belum yakin pendapat mana yang paling tepat untuk Anda dan anak Anda, kami sarankan Anda untuk membaca artikel ini lebih lanjut.
Peran pekerjaan rumah dalam pendidikan
PR adalah bagian yang penting dalam seluruh pengalaman bersekolah. Tergantung tingkat kelasnya, kontribusi PR terhadap nilai rapor akhir pun akan berbeda-beda. Di tingkat sekolah dasar, tugas-tugas rumah dijadikan sebagai cara agar anak-anak bisa mengulangi materi yang sudah dipelajari di sekolah. Tugas-tugas lainnya mungkin merupakan bagian dari proyek besar yang akan diberikan nilai yang berkontribusi cukup besar.
Sebenarnya, berapa besar nilai kontribusi PR terhadap nilai rapor akhir tahun seharusnya tidak perlu dipikirkan oleh orang tua. Dengan demikian, orang tua tidak akan merasakan tekanan yang akhirnya memaksakan anak-anak untuk memiliki nilai sempurna. Ini bukanlah tujuan dari sebuah PR.
PR dimaksud untuk membantu anak-anak dalam mengembangkan beberapa kemampuan di bawah. Orang tua dimohon untuk tetap terlibat namun hal ini perlu selaras dengan kesempatan belajar yang diberikan oleh tugas rumah.
Membangun kebiasaan belajar di luar sekolah
Kegiatan belajar seharusnya tidak berhenti, tidak dibatasi oleh satu tempat saja. Dengan demikian, orang tua dapat ikut serta dalam membangun kebiasaan belajar anak dengan cara menyusun waktu dan tempat yang konsisten untuk mengerjakan tugas. Ketika kebiasaan belajar sudah terbentuk, anak Anda seharusnya dapat mengerjakan tugas sekolah tanpa perintah ataupun dorongan.
Membangun kemandirian dan kemampuan riset
Mengerjakan PR adalah satu-satunya waktu di mana seorang anak perlu mendalami materi tanpa bantuan dari seorang guru. Mungkin sebagai orang tua, Anda akan tergoda untuk memberi jawaban secara langsung kepada anak Anda. Namun ini merupakan hal yang tidak baik pada jangka waktu panjang. Tanpa diberikan bantuan yang berlebihan, seharusnya seorang anak dapat belajar untuk mencari jawaban sendiri dengan sumber daya yang tersedia, seperti buku pelajaran dan Internet.
Sungguh betul bahwa kemampuan riset secara mandiri adalah kemampuan yang sangat relevan pada zaman modern ini.
Kami mempersiapkan murid-murid kami untuk masa dewasa
Jika PR tidak membantu murid-murid kami untuk menghadapi masa dewasa, kami tidak akan memberi mereka PR. Kebiasaan belajar, manajemen waktu, disiplin, dan kemandirian dalam mencari informasi adalah empat hal yang akan mengantarkan seseorang kepada kesuksesan. Di sekolah Kristen IPEKA di Jakarta, kami melatih murid-murid kami untuk membangun kemampuan-kemampuan tersebut, baik di sekolah maupun di rumah.
