Siapa yang tidak tahu Ibu Kartini? Beliau adalah sosok yang berjuang untuk membebaskan wanita dari belenggu ketidakadilan, juga berjuang agar hak-hak wanita setara dengan hak pria terutama dalam bidang pendidikan. Kisah hidup dan perjuangan Raden Adjeng Kartini, yang kemudian dikenal sebagai salah satu pelopor pembebasan perempuan di Indonesia yang sangat menarik sehingga pemerintah RI menyatakan beliau sebagai pahlawan nasional. Dikutip dari Pendidikan Feminis R.A. Kartini (2017) karya Irma Nailul Muna, untuk membangun negara maju yang beradab, harus dimulai dengan pendidikan kaum perempuan. Hal inilah yang diperjuangkan oleh R.A. Kartini sampai akhir hayatnya.
Sekilas tentang Sejarah Hidup Kartini
Raden Adjeng Kartini atau R.A. Kartini adalah putri dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan Ibu MA Ngasirah. Dalam sejarah Hari Kartini, R.A. Kartini dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita yang sangat menentang posisi pasif perempuan Indonesia dalam sistem sosial, keluarga, dan pemerintahan. Keyakinan utamanya adalah bahwa wanita juga memiliki hak dan kemampuan yang sama, dan pada saat itu hanya pria yang bisa.
Pada usia yang sangat muda, R.A. Kartini menulis beberapa buku tentang wanita, termasuk pernikahan Koja, yang diterbitkan di Hollandsche Leile. Kemudian, ketika dia pensiun, dia belajar membaca dan mengajar beberapa wanita di lingkungan itu. Untuk mengembangkan ide ini, Kartini menghubungi teman-teman Belandanya melalui surat.
Kumpulan surat ini telah diedit, diedit dan diterbitkan dalam sebuah buku berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang.” Buku itu diterbitkan pada tahun 1911, tujuh tahun setelah kematian R.A. Kartini.
Selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan Indonesia. Mari terus berkarya bagi kemajuan bangsa.
